Galakkan lokalisasi! Oops... Jika hal ini diucapkan ke orang Indonesia, mereka akan tersenyum atau bahkan tertawa sambil menatap dengan aneh. Mengapa? Karena localisation dalam bahasa Indonesia adalah lokalisasi yang identik dengan prostitusi.
Tapi yang ingin saya bahas adalah ide lokalisasi terkait dengan isu pemanasan global atau global warming, salah satu masalah terbesar planet Bumi kita. Lokalisasi disini adalah kebalikan dari globalisasi. Janek (2007) menyebut pergeseran paradigma untuk kembali ke lokalisasi dalam perdagangan dunia sebagai 'Carbalisation'.
Lokalisasi adalah membeli barang-barang dari area lokal kita. Belanja dari area terdekat berarti memperpendek jarak pengiriman barang. Semakin jauh jarak tempuh suatu produk untuk mencapai konsumsi akhir, semakin banyak karbondioksida yang dihasilkan dari aktivitas transportasi. Maka lokalisasi membantu mengurangi emisi karbondioksida dari aktivitas pengiriman barang di dunia.
Contoh detail tentang masalah ini dapat dibaca di artikel menarik oleh Perkin (2007), ’A Drink that might just Cost You the Earth‘. Air dalam kemasan botol yang diimpor, ternyata berdampak signifikan pada pemanasan global.
Pikirkan sejenak tentang efek dari produk yang kita beli terhadap Bumi kita.
Belanja bertanggung jawab akan turut mendukung kelangsungan hidup planet kita.
Ref:
Perkins, M. (2007), “A drink that might just cost you the earth“, Sunday Age, News, April 8, 5.
Ratnatunga, J. (2007), “An Inconvenient Truth about Accounting“, Journal of Applied Management Accounting Research, Vol. 5, No. 1, pp. 1-20.
1 comment:
giatkan ekonomi lokal & dukung produk lokal...
Post a Comment